BREAKING

Kamis, 11 September 2014

Ratusan Rumah Rusak Akibat Gempa Sumbar

Ratusan rumah di Sumbar rusak akibat gempa
ILUSTRASI-Seorang anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Panjang menyiapkan tenda darurat di parkiran Rumah Sakit Umum Daerah, Padang Panjang, Sumbar, Kamis (11/9). Akibat gempa Tektonik 5, 0 Skala Richter yang terjadi pada Rabu (11/9) dini hari, BPBD Padang Panjang menyiapkan empat tenda darurat untuk mengantisipasi gempa susulan yang terjadi. (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)
Kawanmuda.com - Hampir 200 rumah rusak akibat gempa 5 skala richter yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Kamis (11/9) dinihari.

"Berdasarkan data sementara, ada 194 unit rumah rusak akibat gempa tersebut,"kata Wakil Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi, saat dihubungi dari Pariaman, Kamis.

Ia menjelaskan, dari ratusan rumah yang terkena dampak gempa itu, 15 di antaranya rusak berat, dan 179 rumah rusak sedang.

"Tidak saja bangunan mengalami rusak, namun sarana pendidikan, perkantoran, Puskemas, jalan, irigasi mengalami rusak sedang sebanyak empat unit, rusak ringan 17 unit. Sarana ibadah mengalami rusak ringan sebanyak 5 unit,"ungkapnya.

BPBD Sumbar bahkan merekomendasikan agar Dinas Pu memeriksa kelayakan bangunan SMK 1 Batipuh yang terkena dampak gempa. Tiga lokal ruang tidak bisa dipakai.

Bangunan-bangunan yang rusak akibat gempa itu tersebar di Kecamatan X Koto, Batipuh, serta Kecematan Pariangan.

Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar hingga saat ini belum mengetahui secara pasti berapa kerugian materi akibat gempa tersebut.

Tidak ada korban jiwa akibat gempa tersebut, tapi dua orang yakni Fauril Rozi (12) serta Ruli Afandi (8) dilaporkan terluka.

Pemerintah telah mendirikan tenda darurat di tiga kecamatan juga mendisribusi logistik kepada warga yang rumahnya rusak. (ANTARA NEWS)

Gempa 5,0 SR dan 4,2 SR guncang Sumbar
Add caption
Ilustrasi. Lingkaran merah menunjukkan lokasi pusat gempa 6,1 skala richter di dekat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (6/7/13) pukul 12.05 WIB. (BMKG)
Kawanmuda.com- Warga Kota Pariaman, Sumatera Barat merasakan gempa yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar berkekuatan 5,0 Skala Richter pada Kamis (11/9) dinihari.

"Gempa kekuatan 5.0 SR terjadi saat warga Pariaman sedang tertidur," kata Kepala BPBD Kota Pariaman, Azrizal, di Pariaman, Kamis.

Berdasarkan data Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa kekuatan 5.0 SR terjadi pada Kamis (11/9) sekitar pukul 00.46 WIB.

Pusat gempa berada di 0.5 Lintang Selatan, 100.53 Bujur Timur, 14 Km arah Barat Daya Kabupaten Tanah Datar, kedalaman 10 Km. Gempa tidak menimbulkan tsunami.

Ia menjelaskan, gempa yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar tersebut merupakan gempa darat, tidak berpotensi tsunami.

"Gempa tersebut merupakan gempa darat,"ungkapnya.

Gempa yang dirasakan warga Pariaman tersebut belum diketahui apakah telah menimbulkan korban jiwa ataupun kerusakan rumah penduduk.

"Belum diketahui dampak kerusakan yang ditimbulkan dari gempa yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar tersebut," jelas Azrizal.

Ia mengatakan, gempa bumi tidak saja terjadi di Kabupaten Tanah Datar, namun juga terjadi di Kota Padangpanjang dengan kekuatan 4,2 SR.

"Berdasarkan data BMKG gempa berkekuatan 4.2 SR tersebut terjadi pada Kamis (11/9) sekitar pukul 00.52 WIB. Lokasi gempa berada 0.49 Lintang Selatan, 100.80 Bujur Barat atau 8 Km Tenggara Padangpanjang dengan kedalaman 10 Km, tidak menimbulkan tsunami," katanya.(Antara News)

Kudus Raih Penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Kemenhub

Kabupaten Kudus raih Wahana Tata Nugraha
Bupati Kudus Musthofa (tengah) dan penghargaan Wahana Tata Nugraha
kawanmuda.com - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, untuk pertama kalinya mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha untuk kategori lalu lintas untuk kategori kota sedang.

Menurut Bupati Kudus Musthofa melalui Kepala Bagian Humas Setda Kudus, Putut Winarno, di Kudus, Kamis, penghargaan tersebut menjadi penanda bahwa penataan transportasi publik di Kudus mendapatkan pengakuan secara nasional.

Bupati mengemukakan, keselamatan merupakan aspek terpenting dalam menjalani berbagai aktivitas sehari-hari di jalan raya.

Untuk mendukung terjaminnya keselamatan masyarakat dalam berlalu lintas, katanya, tidak hanya dibutuhkan kesadaran pengguna fasilitas transportasi, melainkan diperlukan pula dukungan sistem penataan transportasi yang baik.

Terkait hal itu, kata dia, Pemerintah Pusat mendorong kepada kabupaten/kota di Tanah Air agar meningkatkan penataan transportasi publiknya lewat penghargaan Wahana Tata Nugraha.

Penilaiannya terbagi menjadi empat kategori, yakni kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil.

"Kabupaten Kudus termasuk salah satu kota yang dinilai berhasil dalam menata transportasi publik dengan baik," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, transportasi publik tersebut juga harus berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan.

Penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Menteri Pehubungan RI untuk kategori lalu lintas untuk kategori kota sedang diserahkan di SMESCO Convention Center Jakarta Selatan pada Rabu (10/9).

Dalam penyerahan penghargaan tersebut, dihadiri Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Kudus, Didik Sugiharto dan perwakilan dari Satlantas Polres Kudus.

"Bupati Kudus Musthofa juga memberikan apresiasi atas penghargaan tersebut karena kerja keras pemkab untuk menata dan meningkatkan infrastruktur transportasi publik membuahkan hasil yang menggemberikan," ujarnya.

Penghargaan tersebut, kata dia, bukan hanya keberhasilan kepala daerah atau Dishubkominfo Kudus, serta Polres Kudus, melainkan masyarakat Kudus juga patut bangga karena mereka juga ikut berperan serta berpartisipasi dalam berlalu lintas.

Dengan penataan lalu lintas yang sudah baik ini, dia berharap, masyarakat juga semakin tertib dalam berlalu lintas sehingga keselamatan juga lebih terjamin.

Ketaatan masyarakat dalam berlalu lintas tersebut, diharapkan tidak perlu ada sanksi yang lebih keras seperti di daerah yang menerapkan sanksi mencabut pentil ban atau mengunci kendaraan yang parkir di tempat larangan.

Penataan pedagang kaki lima yang merupakan gagasan bupati pada masa kepemimpinannya untuk periode kedua ini turut mendukung diraihnya penghargaan tersebut.

Dengan penataan yang baik, kata Winarno, turut pula mendukung lancarnya arus lalu lintas di Kudus. (Antara Jateng)

Ganjar Ditagih Realisasi Kartu BBM Nelayan



Semarang, Kawan Muda - Anggota DPRD Jawa Tengah dari Partai Keadilan Sejahtera Riyono mendesak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo segera merealisasikan program kartu bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi untuk nelayan agar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat berhak.



"Program kartu BBM untuk nelayan di Jateng harus segera direalisasikan oleh gubernur agar tidak hanya menjadi janji politik saja," kata anggota DPRD Jawa Tengah dari Partai Keadilan Sejahtera Riyono di Semarang, Rabu.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga perlu menjelaskan mekanisme pendataan mengenai jumlah pasti nelayan yang berhak menerima kartu BBM.

"Dari data Badan Pusat Statistik memang sudah ada jumlah nelayan di Jateng, tapi tetap data pembanding untuk menghindari penyalahgunaan," ujarnya.

Terkait dengan realisasi program kartu BBM untuk nelayan, Rukma Setyabudi selaku pimpinan sementara DPRD Jateng periode 2014-2019 meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah segera memvalidkan data penerima kartu BBM untuk nelayan agar bisa direalisasikan dalam waktu dekat.

"Data penerima kartu BBM untuk nelayan yang ada saat ini belum sinkron sehingga perlu divalidkan agar realisasinya tidak terhambat," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Menurut dia, data penerima kartu BBM untuk nelayan perlu divalidkan agar tepat sasaran dan guna menghindari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Lalu Muhammad Syafriadi mengatakan bahwa pihaknya sedang mendata kembali jumlah kapal dan pemiliknya terkait dengan penerimaan kartu BBM bagi yang berhak menerima solar bersubsidi di provinsi setempat.

"Dari data sementara, yang 'tercover' kartu BBM untuk nelayan sekitar 15--16 ribu kapal dari total jumlah kapal 25.523 unit dengan rincian 18.651 unit di pantai utara dan 6.872 unit di pantai selatan," ujarnya.

Menurut dia, pendataan kembali jumlah kapal yang berhak menerima kartu BBM untuk nelayan yang direncanakan selesai 2014 dan akan menggunakan APBD Perubahan Jawa Tengah.

Ia mengungkapkan bahwa ada fenomena menarik terkait dengan pendataan kembali penerima kartu BBM yakni ada peningkatan jumlah kapal di Kabupaten Rembang yang cukup tinggi.

"Berdasarkan data yang ada, di Rembang sebelumnya tercatat sebanyak 1.800 unit kapal, tapi ketika kami melakukan identifikasi jumlahnya meningkat hampir 4.000 unit kapal dan kami tidak mengetahui pasti apa penyebab peningkatan tersebut," ujarnya.

Ia menjelaskan, kartu BBM solar bersubsidi yang telah dikuncurkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pelabuhan Perikanan Moro Demak pada April 2014 ini diperuntukkan bagi pemilik kapal bukan untuk nelayan.

"Pada kartu BBM terdapat data terkait dengan identitas pemilik kapal dan keterangan umum seperti ukuran kapal, kapasitas mesin, serta jenis alat tangkap yang digunakan sehingga kami bisa menghitung jumlah kebutuhan solar yang diperlukan untuk sekali melaut," katanya.

Sesuai peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, kata dia, pemilik kapal berhak mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi maksimal 25 kilo liter per bulan dan tidak bisa membeli lebih dari kuota yang ditentukan.

"Agar bisa dilayani ketika nelayan mau membeli solar dengan menunjukkan kartu BBM maka mereka juga harus menyertakan surat layak operasional dan surat persetujuan berlayar yang berlaku 1x24 jam," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa kartu BBM yang bertujuan memberi kemudahan nelayan memperoleh solar bersubsidi untuk melaut itu akan terintegrasi dengan puluhan stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan yang ada di Jateng.

"Saat ini telah berdiri 40 SPBN solar di pantai utara dengan rincian 27 unit diantaranya merupakan kerja sama penyaluran dengan PT Pertamina, sedangkan sisanya disalurkan melalui PT Aneka Kimia Raya," katanya. (
Antara Jateng)

Ganjar: Haknya Ahok Mundur dari Partai



Semarang, Kawan Muda - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ganjar Pranowo menilai bahwa mundurnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dari Partai Gerindra merupakan hak dari yang bersangkutan.

"Saya kira itu haknya Ahok (panggilan akrab Basuki Tjahaja Purnama, red) masak saya mengomentari," katanya di Semarang, Kamis.

Pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah itu mengibaratkan mundurnya seseorang dari partai seperti persneling kendaraan.

"Orang mau maju atau mundur itu urusannya yang bersangkutan, tinggal persnelingnya saja kalau maju ya maju, kalau mundur ya mundur," ujar mantan Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu.

Ganjar enggan berkomentar lebih banyak ketika ditanya jika berada di posisi Ahok seperti saat ini.

"Saya tidak pernah di posisinya Ahok, saya di posisinya Ganjar terus pokoknya," katanya.

Seperti diwartakan, Ahok resmi mengajukan surat pengunduran dirinya kepada DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Jakarta.

Surat pengunduran diri Ahok dari keanggotaan dan kepengurusan partai resmi diterima oleh Sekretariat DPP Partai Gerindra pada Rabu (10/9) pukul 12.20 WIB.

Pengunduran diri Ahok tersebut didasarkan pada alasan perbedaan pendapatnya terkait Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang saat ini masih menjadi perdebatan di DPR RI.

Ahok berpandangan bahwa pilkada seharusnya dilakukan secara langsung, sedangkan Partai Gerindra mengusulkan sistem pilkada melalui DPRD. (
Antara Jateng)

Rabu, 10 September 2014

Anies Baswedan, Tokoh Muda Peduli Bangsa



Siapa tidak kenal tokoh satu ini, namanya mencuat berkat prestasi yang luar biasa dan dianugerahkan sebagai Rektor Termuda di Indonesia. Ya, tokoh tersebut adalah Anies Baswedan. Pria kelahiran 7 Mei 1969 tersebut dikenal sebagai tokoh intelektual muda Indonesia yang namanya sudah mendunia dan berwawasan global. Doktor ilmu politik dari Northern Illinois University, AS, ini lahir dari keluarga pendidik yang menyimpan tekad untuk turut membangun bangsa melalui jalur pendidikan, di antaranya dengan mengantarkan Paramadina menjadi universitas kelas dunia.

Masa kecil Anies -begitu beliau disapa- dihabiskan di Kota Pelajar, Yogyakarta. Kakeknya adalah seorang jurnalis dan perintis kemerdekaan yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan (1946) dan kedua orang tua Anies adalah dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Yogyakarta.

Sewaktu duduk di bangku SMAN 2 Yogyakarta, ia terpilih sebagai peserta dalam program pertukaran pelajar AFS Intercultural Programs yang diselengarakan oleh Bina Antarbudaya selama setahun di Milwaukee,Wiconsin, Amerika Serikat (1987-1988). Semasa kuliah di UGM (1989 -1955) ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Anies pun terpilih menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa UGM. Berkat kepandaiannya, ia mendapatkan beasiswa Japan Airlines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas bidang Asian Studies di Universitas Sophia di Tokyo, Jepang. Setelah lulus kuliah di UGM pada 1995, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi di UGM.

Kemudian, Anies mendapatkan beasiswa Fulbright untuk pendidikan Master Bidang International Security and Economic Policy di Universitas Maryland, College Park. Sewaktu kuliah, dia dianugerahi William P. Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student Award. Pada 2005, Anies menjadi peserta Gerald Maryanov Fellow di Departemen Ilmu Politik di Universitas Northern Illinois sehingga dapat menyelesaikan disertasinya tentang "Otonomi Daerah dan Pola Demokrasi di Indonesia"

Di tahun yang sama, Anies menjadi direktur riset pada The Indonesian Institute. Kemudian pada 2008, ia mendapat anugerah sebagai 100 Tokoh Intelektual Muda Dunia versi Majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat. Pada 2009 Anies Baswedan terpilih menjadi Young Global Leader oleh The World Economic Forum yang berpusat di Davos, Swiss. Pada tahun 2010 menerima Yashuhiro Nakasone Award dari Bekas PM Jepang, yang dianugerahkan langsung di Tokyo Jepang bulan Juli 2010.

Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan dilantik menjadi rektor Universitas Paramadina. Anies menjadi rektor menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh cendekiawan dan intelektual Muslim, Nurcholish Madjid, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut. Saat itu ia baru berusia 38 tahun dan menjadi rektor termuda di Indonesia.

Tergugah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Anies mendirikan gerakan pendidikan baru yaitu INDONESIA MENGAJAR. Sebuah program yang merekrut anak-anak muda terbaik lulusan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengabdi sebagai guru di sekolah-sekolah dasar yang ada di pelosok Indonesia. Lewat program INDONESIA MENGAJAR, Anies Baswedan mengajak para pemimpin muda Indonesia yang telah selesai berkiprah di kampus, untuk terjun ke desa-desa di pelosok negeri yang tanpa listrik, tanpa sinyal telepon. Menyebarkan harapan, memberikan inspirasi, dan mengantungkan mimpi bagi anak-anak negeri lewat kehadiran para lulusan terbaik universitas ternama. Selain sibuk mensosialisasikan gerakan yang beliau usung, ia juga berpartisipasi di bidang pendidikan lainnya seperti menjadi Dewan Juri Lomba Karya Tulis Beswan Djarum Tingkat Nasional selama 2 periode berturut-turut (2009-2010).

Member Beswan Djarum mendapat kesempatan langsung untuk mengenal lebih dekat dengan sosok Anies Baswedan yakni dengan cara tanya jawab melalui artikel tokoh kita. 10 penanya yang beruntung di pilih Anies Baswedan akan mendapatkan sebuah buku berjudul "Sebuah Otobiografi Mohammad Hatta: Untuk Negeriku". Berikut adalah penanya yang beruntung beserta jawabannya.[Septian /Redaksi]

Ramli Hardiman Situmeang: Menurut anda, untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih maju perubahan dalam hal apa yang pertama-tama harus kita proiritaskan ?
Anies Baswedan: Hal terpenting adalah memberikan pendidikan berkualitas kepada setiap orang indonesia, baik kaya dan miskin, kota dan desa, agama apapun, suku apapun, semua wilayah provinsi tanpa terkecuali. Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa SDA bukanlah kekayaan utama Indonesia. Kekayaan bangsa Indonesia adalah "manusia" Indonesia. Jika kita manusia Indonesia terdidik, tercerdaskan dan tercerahkan maka kita akan sejahtera, dan mendominasi dunia.

Eman Hermawan:
 Assalam.wr.wb. salam kangen teruntuk bang Anies yang senantiasa menginspirasi kaum muda Indonesia untuk senantiasa berjiwa besar dn berpikir besar. saya ingin bertanya adakah keunggulan bagi kami mahasiswa yang menempuh S1 di dalam Negeri dibanding saudara kita yang study di luar negeri?dan bagaimana caranya agar aktivis kampus tidak hanya mampu merceritakan kesuksesan masa lalu dan sekarang,tp bisa menceritakan kesuksesan masa depan?dan pertanyaan terakhir,kiat-kiat apa agar kami senantiasa berpikir besar?
Anies Baswedan: Wassalamu'alaikum wr.wb. Nilai keunggulan bagi yg kuliah di dalam negeri adalah pengalaman organisasi yang lebih banyak dan kesempatan lebih besar untuk mengabdi langsung kepada masyarakat. Namun keunggulan bagi yg studi di luar negeri adalah bahasa asing lebih bagus dan jaringan internasional. Jadi, tingkatkan kemampuan bahasa asing agar tidak kalah dengan lulusan luar negeri dan berusaha membangun jaringan. Pelajaran penting untuk aktivis kampus adalah tetap meningkatkan kemampuan diri. Jangan berpikir bahwa dengan menjadi aktivis kampus, maka sudah berhasil segala-galanya. Dalam persaingan global kedepan, anak-anak muda dituntut untuk menjadi future leader berwawasan global. Aktivis kampus mesti tetap menjaga prestasi akademis, kemampuan bahasa asing, dan prestasi lain.

Satria: Salam sukses buat Pak Anies.... mungkin ad beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan. pertama, budaya menyontek di Indonesia sangatlah besar, banyak karya-karya di jiplak begitu saja, begitu juga di dunia kampus. apa tips-tips agar seorang mahasiswa mampu mengembangkan jiwa kreatifitas agar memunculkan ide-ide baru yang segar dan tidak hanya sekedar menyontoh-nyontoh atau menyontek yang telah ada??? yang kedua, adakah gebrakan yang dapat dilakukan sistem pendidikan kita sekarang ini yang menurut saya cukup amburadul?? Mungkin sekian saja pak anies pertanyaan dari saya, mudah-mudahan saya dapat menjadi seorang yang sukses seperti Pak Anies... ^^
Anies Baswedan: Mahasiswa harus berani mencoba dan tidak takut melakukan kesalahan. Berhenti mencoba adalah kesalahan terbesar dalam hidup Anda. Kemauan mencoba dan terus melakukan perbaikan adalah kunci utama untuk maju dan berkreasi. Gebrakan yang harus dilakukan adalah "stop cursing darkness, let's light candles". Lakukan perubahan dan kontribusi sekecil apapun sesuai kemampuan. Apalagi mahasiswa adalah kelompok berpendidikan, dan tentu saja wajib mendidik kelompok lain yang kurang terididik. Tak usah terus menerus mengecam kekurangan pendidikan, namun mari kita bangun pendidikan oleh segenap anak bangsa.

Puji Prabowo:
 Salam Kenal Pak Anies, saya puji, mau tanya 1. pemimpin yang baik itu seperti apa menurut Pak Anies? apa saja tips menjadi pemimpin yang baik? 2. passion bapak apa?dan bagaimana cara menemukannya? 3. siapa tokoh idola bapak? dan apa quote favorit bapak? terima kasih pak.
Anies Baswedan: Bangun kepercayaan. Jadilah pemimpin yang bisa dipercaya. Rumus Trust = Kompetensi + Integritas + Kedekatan - Self-Interest. Habiskan self-interest jadi nol. Maka insyaAllah anda dipercaya, jika anda dipercaya maka anda akan diikuti. Saat anda punya pengikut, maka anda adalah pemimpin :)

Dian Fitria Agus Aristiyono: Kenakalan yang terparah yang pernah anda lakukan apa pakk?? (pada waktu masihh muda gitu pakk) truss dari kenakalan tersebut apa yang anda dapat dan bagaimana anda menyikapinya???? genthonk genthink BESWAN MALANG.
Anies Baswedan: wah, itu banyak :) saat SD orang tua saya sering harus ke sekolah karena dipanggill kepala sekolah; saya sering main tinju seperti muhammad ali :)

Rindha Deviana Sari: Ada satu pertanyaan untuk pak anies dari saya yang selalu nonton save our nation-nya bapak di tv.. saya tahu bahwa bapak sangat cerdas dan outstanding banget, terlihat ketika berbicara.. pasti banyak yang menawari untuk stay di luar negeri bahkan menawari ganti kewarganegaraan, seperti banyak ilmuwan indonesia yang merasa lebih bisa berkembang di luar sana lalu mengapa pak Anies masih bertahan di Indonesia? apa harapan bapak untuk negeri ini?
Anies Baswedan: Keinginan saya tentang pekerjaan itu simpel. Pekerjaan yang saya lakukan harus memenuhi 3 kriteria: pertama, memungkinkan untuk saya tumbuh secara intelektual; kedua, memungkinkan untuk saya mandiri secara ekonomi dalam menjalankan kewajiban sebagai kepala keluarga; ketiga, memungkinkan untuk saya memainkan peran di masyarakat. Indoensia adalah tanah air saya, disini darah ibu tumpah saat saya dilahirkan dan disini saya akan berjuang bersama dengan anak-anak muda republik ini untuk melunasi janji kemerdekaan. saya yakin dengan world class competence dan grass root understanding kita bisa mendorong kemajuan.

Pratika: Halo Pak Anis.... Saya mau tanya, bapak merupakan rektor termuda di Indonesia... Apakah ada beban dengan predikat seperti itu?? karena yang saya tahu seringkali Indonesia sedikit sensitif dengan keberadaan orang muda di tengah-tengah suatu gelar atau jabatan apalagi rektor... Padahal menurut saya dengan keberadaan penerus2x seperti bapak ini yang justru memberikan suatu pembaharuan yang lebih maju ..terima kasih sebelumnya dan maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan..Sukses untuk Pak Anies.
Anies Baswedan: Muda itu harus berarti gagasan baru. Bukan sekadar usia. Bagi saya, orang muda adalah orang yang memikirkan masa depan. Berapapun usia badan orang itu. Disebut tua jika seseorang lebih memikirkan masa lalu. Tentu kita belajar dari sejarah, tapi tujuannya tetap untuk memikirkan masa depan. Karena itu, jadilah orang muda. Ekspresikan gagasan baru anda dengan baik, maka berapun usia anda maka itu bukanlah masalah. siap ya ! :) Jangan memikirkan tentang mencari peran tetapi pikirkanlah tentang memperkuat diri. Pemain drama yang kuat keaktorannya, dia bisa bermain jadi apa saja dan menarik. Jadi raja memukau, jadi pengemis juga memukau. Tapi ada pemain yang bagus hanya karena dia memainkan peran sebagai raja yang gemerlap. Peran bisa berubah dan berganti tapi kontribusi dan kehadiran tetap bermakna jika ada kekuatan diri yang besar. karena itu kembangkan diri, bukan kejar posisi.

Putri Aninditaningtyas: Assalammualaikum wr.wb. Saya Putri Anindita dari DSO Yogya. Setelah melihat profil Bapak Anies Baswedan yang sangat luar biasa, saya memiliki beberapa pertanyaan: 1. Hal - hal apa saja yang memotivasi bapak untuk terjun di dunia pendidikan? 2. Menurut Bapak apakah perlu inovasi - inovasi baru untuk sistem pendidikan di Indonesia? Jika "ya" dalam hal apa inovasi tersebut dapat diterapkan? 3. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai gelar "Rektor Termuda" yang dianugerahkan kepada Bapak? Terimakasih,Wassalamualaikum wr.wb
Anies Baswedan: Wassalamu'alaikum wr.wb. Terima kasih. Pendidikan adalah kunci untuk meraih perubahan. Pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi. Pendidikan adalah resep untuk mendapatkan janji kemerdekaan. Karena itulah saya percaya kemajuan di Indonesia bisa kita raih jika keterdidikan sudah menjadi kewajaran. Tentang pendidikan di Indonesia: perbaiki nasib guru, perbaiki kualitas guru dan perbaiki kualitas kepemimpinan kepala sekolah. itu salah satu kunci utamanya. Saya tidak pernah bermimpi dapat gelar itu. prinsip saya: jangan pikirikan posisi/peran sbg apa, tapi pikirkan pada yang bisa dikerjakan. I did not fight to get the job, but I will fight to do the job :)

Harum Fadhilatunnur:
 Assalam, Bapak, saya Harum beswan dari IPB. Saya pernah membaca, "It's easy to start something with high enthusiasm, but it's much more difficult to maintain our initial commitment". Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara mempertahankan komitmen kita agar tetap pada tekad awal? Sangat mudah kita mengawali misi dengan semangat menggebu-gebu, tapi saat kondisi semakin sulit seringkali semangat yang dulu ada kian menipis dan semakin tergoda untuk menyerah. terima kasih
Anies Baswedan: Wassalamu'alaikum wr.wb.Tuliskan impian dan komitmen anda di layar HP, dilayar komputer atau di dinding kamar. Ingatlah impian itu sesering mungkin. Tetaplah membangun jaringan dengan rekan-rekan satu ide. Dalam kondisi lingkungan yang mendukung, kita akan tetap terjaga dan terpacu untuk berbuat lebih baik.

Alfonsus D. Johannes: Halo mas Anies, saya merasa tergerak sekali setelah menonton video TEDxJKT nya mas Anies (Menyalakan Masa Depan Indonesia)... Menurut saya program Indonesia Mengajar bagaikan film"Into The Wild" (pergi ke alam bebas dan terpencil) ditambah juga menginspirasi anak-anak SD dan mengajar mereka. Saya sekarang sedang menyelesaikan kuliah (target Juli lulus) dan tertarik mencoba daftar di angkatan mendatang, pertanyaan saya : Bagaimana meyakinkan orang-orang terdekat dan keluarga agar bisa dapat restu untuk jadi Pengajar Muda? Karena saya merasa dari pihak keluarga malah kurang mendukung untuk jadi "pengajar". --- 1 lagi mas, boleh tau ga twitter nya mas Anies? soalnya saya search @blogabw ga ketemu2... apa udah ganti jadi @aniesbaswedan ya? terima kasih mas. saya yakin masalah-masalah besar di negeri ini bisa diselesaikan dengan memperbaiki pendidikan. :)
Anies Baswedan: Terus lakukan pendekatan dengan orang tua. Cara lain misalnya mengajak menonton kegiatan para Pengajar Muda dari youtube, koran, dan website. Pengalaman mengajar di pelosok indonesia akan menjadi bagian dari memory seumur hidup. Pelosok indoensia adalah negeri kita sendiri. Generasi Kakek kita dulu miskin, tak terdidik seperti yang sekarang di pelosok indonesia. Kenapa kita sekarang menjauhi, takut ke pelosok? sampaikan itu pada orang tua. Katakan bahwa anda ingin menanam pahala di desa-desa terpencil. Silakan follow ke @aniesbaswedan

Ahok Siap Mundur dari Gerindra


Ahok merasa dia dan Gerindra sudah tidak sepaham.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menyatakan akan menyiapkan surat pengunduran diri dari Partai Gerindra karena perbedaan pendapat terkait Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada).
Pernyataan itu diungkapkan kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, pada Rabu (10/09).

"Hari ini saya siapkan suratnya, saya akan kirim ke DPP menyatakan keluar, berhenti dari Gerindra.""Kalau saya tidak bisa tunduk terhadap keputusan partai, yasudah. Konsekuensinya saya akan mengajukan surat berhenti," kata Ahok.
Ahok bergabung dengan Partai Gerindra pada 2012 ketika dia diusung menjadi wakil gubernur Jakarta.
Pengunduran diri Basuki dilatarbelakangi perbedaan pendapat terkait rencana pemilihan kepala daerah melalui pemungutan suara para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagaimana diatur RUU Pilkada.

RUU Pilkada

Partai Gerindra bersama Koalisi Merah Putih mendukung rencana pilkada tidak langsung dengan alasan untuk menghemat anggaran.
Namun, dalam beberapa laporan di media, Ahok mengatakan rencana itu malah membuat kepala daerah berpotensi bisa menjadi 'sapi perah' DPRD.
Pilkada tidak langsung bisa "menghilangkan nilai demokrasi dan reformasi" di pemerintahan sehingga kepentingan publik dikalahkan oleh kepentingan anggota dewan.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Edhy Prabowo, menyatakan belum menerima secara resmi pengunduran diri Ahok, namun akan menghormati pilihan tiap kader partainya.
"Tapi kami berharap kalau mau mundur, mundur saja jangan berpolemik dengan media. Yang jelas kita tidak memecat. Orang mundur masa kita tahan," katanya kepada BBC Indonesia.
"Kami tidak akan merasa kehilangan untuk orang yang memang merasa tidak sesuai dengan kita. Istilahnya, satu orang baik pergi akan muncul banyak orang baik."
"Bagi kami, selama dia memimpin DKI Jakarta dengan baik, ya itu bagian dari kerja kami juga dan kami akan tetap bangga. (sumber.bbc)

Kiper Stoke City Cetak Rekor Dunia


Tendangan di detik ke13, menerpa angin, masuk jala lawan.

Kawanmuda.com-Kiper Stoke City, Begovic mencetak rekor dunia. Penjaga gawang timnas Bosnia Hersegovina itu mencetak gol lewat tendangan jauh dalam pertandingan melawan Southamton yang berakhir 1-1, November lalu.

Setelah diukur, ternyata jarak antara titik ia menendang dengan gawang lawan, tercatat pada 91,9 meter dan masuk dalam buku rekor dunia Guiness edisi terbaru.Tendangan di detik ke-13 (betul: detik, bukan menit) itu bergerak dihempas angin kencang, memantul di rumput, melampaui jangkauan kiper lawan, Arthur Boruc, dan masuk jala Southampton.
"Saya merasa hebat untuk mendapat kehormatan seperti ini, dan sebagai seorang penjaga gawang saya tak membayangkan hal ini bisa terjadi, lebih-lebih untuk pencatatan rekor dunia seperti ini," kata kiper berusia 27 tahun itu kepada situs klub Stoke City.
"Betapapun saya menerimanya juga dan akan menikmatinya," tambahnya.
Selain Begovic, kiper-kiper lain yang pernah mencetak gol di Liga Primer Inggris adalah Peter Schmeichel, Brad Friedel, Paul Robinson, dan Tim Howard. (sumber.bbc)

Tionghoa dan politik era baru di Indonesia

vihara dharma bhakti

Vihara Dharma Bhakti, salah satu tempat ibadah umat Buddha tertua di Indonesia.
Demokrasi pasca reformasi di Indonesia membuka lebar kesempatan bagi etnis Tionghoa untuk berpolitik. Menjadi ajang pembuktian walau banyak juga yang gagal.
Tahun ini adalah pengalaman pertama Yandi, 34, duduk sebagai anggota DPRD di Pontianak, Kalimantan Barat, setelah maju sebagai calon legislatif dalam pemilu 2014.
Yandi, anak keempat dari empat bersaudara, ini memang bertekad untuk berkarir di dunia politik sejak sepuluh tahun lalu.
Dia pun pernah berganti-ganti partai dari Partai Republikan, Golkar, dan yang terakhir Gerindra.
Pilihan berkarir di dunia politik diakuinya bukanlah pilihan yang umum bagi pemuda Tionghoa di Pontianak. Keluarga dan tiga saudaranya yang sibuk berbisnis pernah menentang keputusan yang 'di luar kebiasaan' itu.
Namun dia sudah membulatkan niat: "Karena saya ingin menyumbang gagasan dan pemikiran. Jika hanya disampaikan ke pemerintah, implementasinya belum tentu jalan. Karena itu lebih baik terjun langsung."
Ambisi Yandy cukup tinggi: menjadi presiden pada 2030 mendatang adalah cita-cita jangka panjangnya.

Ikut berpesta

Dia tak sendiri, calon-calon politisi dari etnis Tionghoa dalam pemilu kali ini sudah banyak bermunculan baik di tingkat daerah hingga nasional.
Pesta demokrasi menjadi kemewahan yang akhirnya dirasakan warga keturunan Cina yang berpuluh-puluh tahun dikekang aktivitas politiknya.
hary tanoe
Pencalonan Hary Tanoe sebagai kandidat wapres kandas di tengah jalan.
Taipan media Hary Tanoesoedibyo misalnya dalam pemilu kali ini tak ragu untuk terjun ke politik praktis dengan mendeklarasikan dirinya sebagai calon wakil presiden keturunan Tionghoa pertama lewat Partai Hanura.
Hary lalu 'membelot' mendukung Prabowo, setelah Hanura menyatakan dukungan ke Joko Widodo.
Contoh lainnya adalah bos Lion Air Rusdi Kirana - pebisnis keturunan Cina - juga secara terbuka menyatakan dukungan ke partai Islam, Partai Kebangkitan Bangsa.
Keputusan - yang dikutip oleh beberapa media - dibuat karena Rusdi merasa "terinspirasi oleh sosok Gus Dur yang memperjuangkan hak-hak warga Tionghoa".

Antidiskriminasi pasca orde baru


  • Presiden Abdurrahman Wahid memulainya dengan melepas kekangan budaya dengan mencabut Inpres Nomor 14/1967 yang melarang pementasan kebudayaan Tionghoa dan mengangkat ekonom Kwik Kian Gie sebagai Menteri Koordinator Ekonomi.
  • Presiden Megawati - yang menggantikan Gus Dur setelah diminta mundur oleh MPR - juga menunjukan politik antidiskriminasi dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional pada 2012.
  • Di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, Marie Elka Pangestu mencatat sejarah sebagai menteri perempuan keturunan Tionghoa pertama di kabinet. Pada 2004 dia dipercaya memimpin pos kementerian perdagangan sebelum akhirnya didaulat menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif pada 2011 lalu.
  • SBY juga mengeluarkan peraturan untuk mengganti semua istilah etnis Cina menjadi Tionghoa dan sebutan negara Cina menjadi Tiongkok.
Terlepas dari kontroversi dukung-mendukung parpol, munculnya warga etnis Tionghoa di panggung politik mencerminkan kebebasan dan demokrasi.
Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama misalnya, terbukti diterima baik oleh warga Jakarta dan menjadi pusat perhatian media karena kinerjanya yang dianggap baik dan tegas.
Bagi Yandy pribadi ini menjadi ajang pembuktian: "Ini menjawab kepada publik bahwa penilaian terhadap kita (Tionghoa) ada yang keliru.
"Buktinya ketika kita diberikan kesempatan di sektor politik ternyata kita mumpuni."
Dia mengaku terinspirasi sosok politisi dan reformis Cina, Deng Xiaoping, yang setelah kematian Mao Zedong mampu memimpin negara itu menuju kejayaan ekonomi.
"Beliau mengatakan tidak peduli itu kucingnya hitam ataupun kucingnya putih yang penting kucingnya bisa menangkap tikus."
"Artinya apapun namanya, ketika itu bermuara pada kesejahteraan rakyat dan pembangunan yang baik, itu harus dilakukan. Karena kita sering terfokus pada namanya (identitas), kita lupa bagaimana cara mensejahterakan masyarakat kita."

Tak ada resistensi

Sejak era kepeminpinan Abdurrahman Wahid, tembok batas diskriminasi atas warga Tionghoa memang perlahan terkikis selapis demi selapis.
Sofjan Wanandi - mantan aktivis 1966 berdarah Tionghoa - mengakui bahwa kini orang Cina yang berpolitik dan duduk di pemerintahan sudah tidak lagi dianggap 'ajaib' oleh orang kebanyakan.


Ketegangan dalam kerusuhan Mei 1998, menjelang tumbangnya Soeharto.


Suasana berbeda jauh setelah 1998 dengan keterbukaan budaya Tionghoa.
"Keinginan (warga Tionghoa) untuk juga berpolitik dan jangan bisnis saja, itu sudah terjadi. Dan menurut saya baik, ada tanggung jawab sosial juga kepada bangsa, dulu kan tidak boleh."
"Saya melihat sudah tidak banyak resistensi lagi," katanya.
Benny Setiono, salah satu pendiri dan aktivis Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) juga sependapat.
"Contoh dua tahun lalu, Ahok dicalonkan jadi wakil gubernur. Ada usaha dari pihak tertentu yang mengatakan dia Cina dan dia Kristen, ternyata kan warga Jakarta tidak menggubris dan malah jadi bumerang."
"Hary Tanoe, terlepas kita setuju atau tidak setuju - ketika dia mencalonkan jadi wakil presiden, walau tidak mungkin berhasil karena partainya kecil, tapi kan tidak ada resistensi yang mengarah ke dia. Walau ada, isu itu tidak berhasil dan jumlahnya kecil sekali."
"Ini yang menggembirakan, etnis Tionghoa sudah mulai diterima dan diakui eksistensinya sebagi bagian integral dari bangsa Indonesia." (sumber.BBC)

Booming Gaya Hidup Instan

kawanmuda.com-Saat ini kita hidup dimasa yang serba praktis dan canggih, dimana semuanya dapat dilakukan dengan cepat dan cenderung instan. Gaya hidup seperti ini biasa kita kenal dengan gaya hidup modern, dimana timbulnya pola terbaru dari tingkah laku manusia dalam kehidupannya yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dari sini kita dapat telusuri lagi kalau gaya hidup modern umumnya cenderung fokus pada pola hidup yang serba terbuka pada kemajuan bidang apapun, manusia terus mengeksplorasi kemampuan otaknya untuk berinovasi, dan waktu merupakan tolak ukur yang sangat dihargai. Namun, dalam perkembangannya gaya hidup yang sudah mengakar pada semua elemen ini menimbulkan pengaruh dan dampak penting yang tanpa disadari telah merubah mindset tiap individu. Nah, mau tahu apa saja pengaruh dan dampaknya? Simak penjelasannya dibawah ini ya.
Di zaman modern ini bisa dibilang semua bidang menggunakan teknologi tinggi. Ya, istilah high-end technology ini memang sudah “mendarah daging” di dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Mulai dari teknologi untuk publik maupun kepentingan individu. Penggunaan teknologi ini mendorong tingginya tingkat ketergantungan akan sumber daya, antara lain, bahan bakar minyak (BBM), BBG, listrik, hingga nuklir. Tapi disini kita ga akan membahas tentang itu hehe, melainkan pengaruh dan dampak gaya hidup modern di kehidupan masyarakat. Baca artikel terkait lainnya tentang
Pengaruh Gaya Hidup Modern terhadap Kehidupan Manusia
Image by theurbanhousewife.com
Hasil karya dari teknologi ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya hidup manusia, kenapa? Karena prinsip dasar diciptakannya teknologi adalah untuk memudahkan kehidupan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Hal ini mendorong manusia untuk merubah gaya hidupnya dari yang sebelumnya serba manual dan sederhana ke gaya hidup yang instan dan praktis. Hingga ujungnya, semua ini akan mempengaruhi pola berpikir, dan gaya hidup kita dalam menjalani hidup. Lalu apa dampaknya? Apakah ini berarti suatu hal yang positif atau justru menjadi negatif? Yuk, kita telusuri satu-satu. Berdasarkan pengamatan, secara garis besar dampaknya dapat dibagi jadi tiga poin, yaitu:
1. Gaya Hidup Instan
Pola hidup instan sudah menjamur dimana-mana, banyak sekali hal-hal yang sekarang sudah bisa diminimalisir dan tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga untuk mendapatkannya. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari seperti profesi tukang cukur yang saat ini cenderung menggunakan alat cukur listrik ketimbang yang manual. Jika dilihat dari manfaatnya, tentu lebih banyak alat cukur listrik, karena kemampuannya untuk memotong rambut lebih cepat dan juga tidak memerlukan tenaga lebih banyak bagi tukang cukurnya, sehingga mereka dapat mencukur konsumennya lebih banyak dan tidak mudah capek. Jadi ada segi positif dalam hal ini dimana penyedia jasa mendapatkan keuntungan dari segi efektifitas kerja dan tenaga, sedangkan konsumen mendapatkan efek positif dari segi waktu.
Contoh kedua, kita ambil dari lingkup yang lebih besar, yaitu dari layanan online. Nah, layanan ini merupakan salah satu terobosan dalam dunia bisnis yang tujuannya untuk lebih memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Konsepnya yang serba instan dan praktis membuat konsep layanan online meningkat pesat dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat saat ini. Terlebih saat ini sudah muncul berbagai jenis layanan online yang bisa dibilang hampir sama dengan layanan offline yang umum kita gunakan. Mulai dari pembayaran telepon, listrik, sampai layanan online yang bersifat insidental, seperti layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara online oleh Traveloka.com yang merupakan website sejenis dengan Tiket2, Tiket, Utiket dan Nusatrip. Konsep layanan ini memang sangat mengedepankan prosesnya, dimana konsumen tidak perlu pergi dari rumah (bisa melakukan dari manapun), tidak perlu mengantri, dan kemudahan prosedurnya membuat mereka jadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat.
Jadi perkembangan teknologi ini memang sangat bermanfaat, dan hasilnya adalah gaya hidup instan yang jika dilihat lebih detail manusia akan lebih dilayani lagi, dan ini juga menjadi tanda bahwa manusia pada dasarnya senang dengan perkembangan ini. Tapi apakah ini justru akan berpengaruh buruk kedepannya? Yuk, kita simak kedua poin berikutnya. Silahkan klik next pageuntuk baca artikel lebih lanjut ;)

Selasa, 09 September 2014

The Great Muhammad


Meneladani Kepemimpinan Nabi SAW


[Al-Islam 446] Kembali umat Islam berada dalam bulan Rabiul Awwal. Bagi sebagian Muslim, bulan Rabiul Awwal adalah bulan istimewa. Alasannya, karena pada bulan inilah Baginda Rasulullah Muhammad saw. lahir, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal, lebih dari empat belas abad yang lalu. Karena itulah, sebagian Muslim memandang penting untuk memperingati hari kelahiran (maulid) beliau, tentu bukan semata-mata karena kelahiran beliau sebagai seorang manusia. Sebab, meski Muhammad saw. memiliki keistimewaan nasab dan akhlak terpuji, dari sisi kemanusiaan, beliau sama dengan manusia lainnya. Allah SWT sendiri menyatakan demikian:
]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ[
Katakanlah, “Sungguh, aku ini manusia biasa seperti kalian...” (QS Fushshilat [41]: 6).
Dalam posisinya sebagai manusia, kelahiran Muhammad saw. pun sama dengan lahirnya kebanyakan manusia lainnya saat itu. Jadi, kalaupun hingga hari ini umat Islam memperingati hari kelahiran beliau setiap tahun, tentu karena posisinya yang sangat istimewa sebagai rasul (pembawa risalah/syariah) Allah SWT. Itulah yang ditegaskan oleh Allah SWT:
]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ[
Katakanlah, “Sungguh, aku ini manusia biasa seperti kalian. (Hanya saja) aku telah diberi wahyu…” (QS Fushshilat [41]: 6).
Itulah alasan utama sebagian kaum Muslim memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Sikap ini muncul dari rasa cinta (mahabbah) yang mendalam terhadap beliau dalam posisinya sebagai pengemban wahyu/risalah, yang tidak lain merupakan syariah-Nya untuk diberlakuan atas umat beliau.

Mengagungkan atau Mengerdilkan?

Allah SWT berfirman:
]وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ[
Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas khuluq yang agung (QS al-Qalam [68]: 4).
Imam Jalalain dalam kitab tafsirnya menafsirkan kata khuluq dalam ayat di atas dengan dîn (agama). Imam Ibn Katsir—seraya mengutip Ibn Abbas, Mujahid, Abu Malik, As-Sadi dan Rabi bin Anas, Adh-Dhahak dan Ibn Zaid—juga menyatakan bahwa ayat di atas bermakna, “Wa innaka la’alâ dîn[in] ‘azhîm (Sesungguhnya engkau [Muhammad] benar-benar berada di atas agama yang agung),” yakni Islam (Ibn Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, IV/403).
Terkait ayat ini, Ibn Kasir juga menukil sebuah hadis yang dituturkan oleh Muammar dari Qatadah, bahwa Aisyah Ummul Mukminin ra. pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw. Beliau menjawab, “
Kâna khuluquhû al-Qur’ân (Akhlaknya adalah al-Quran).” (HR Muslim).
Dari penjelasan Ibn Katsir di atas bisa disimpulkan, bahwa keagungan Baginda Nabi Muhammad saw. terletak pada ‘akhlak’-nya, sementara ‘akhlak’ beliau adalah al-Quran itu sendiri. Dengan kata lain, keagungan akhlak Baginda Nabi saw. adalah cerminan dari keagungan al-Quran, karena memang seluruh budi-pekerti/perilaku Rasulullah saw. mencerminkan seluruh isi al-Quran. Dengan demikian, maksud dari takrîm[an] wa ta’zhîm[an] (memuliakan dan mengagungkan) Rasulullah saw. sebagai motif sebagian kaum Muslim dalam memperingati Maulid Nabi saw. sejatinya tidak lain adalah memuliakan dan mengagungkan al-Quran.
Baginda Nabi saw. memiliki akhlak al-Quran karena beliau mengamalkan seluruh isi al-Quran dan menerapkan hukum-hukumnya, baik terkait dengan perkara akidah (keimanan), ibadah (shalat, shaum, zakat, haji, dll), muamalah (sosial, pendidikan, politik, pemerintahan, keamanan, dll) maupun ‘uqûbât (hukum dan peradilan).
Hanya menjadikan al-Quran sekadar sebagai kitab bacaan bukanlah sikap mengagungkan al-Quran. Hanya mengamalkan sebagian kecil isi al-Quran (misalnya hanya dalam perkara akidah, ibadah dan akhlak saja), bukan pula sikap mengagungkan al-Quran. Sikap demikian justru mengkerdilkan keagungan al-Quran, yang berarti mengkerdilan keagungan Nabi Muhammad saw. sebagai representasi al-Quran.
Anehnya, disadari atau tidak, sikap itulah yang selama ini ditunjukkan oleh sebagian besar umat Islam saat ini. Hal itu terjadi seiring dengan Peringatan Maulid Nabi saw. yang setiap tahun dilaksanakan oleh sebagian kaum Muslim. Berbagai ceramah dan tablig yang disampaikan dalam Peringatan Maulid Nabi saw. dari mulai di mushala-mushala kecil di pinggir kampung hingga di istana negara di ibukota hanya berisi pesan-pesan yang justru mengkerdilkan keagungan Baginda Nabi Muhammad saw. dan kebesaran al-Quran yang dibawanya, bukan mengagungkan keduanya. Bagaimana tidak! Yang sering diserukan oleh mereka hanyalah seruan untuk meneladani akhlak Rasulullah saw. secara pribadi, atau paling banter dalam kapasitasnya sebagai pemimpin rumah tangga. Di luar itu—misalnya dalam posisi Baginda Rasulullah saw. sebagai pemimpin negara/kepala pemerintahan yang menerapkan syariah Islam secara total dalam kehidupan masyarakat—jarang sekali diungkap; seolah-olah hal demikian tidak layak untuk diteladani oleh umat Islam.
Dalam setiap Peringatan Maulid Nabi saw. para penguasa Muslim pun hampir pasti selalu menyerukan tentang pentingnya meneladani akhlak Baginda Nabi Muhammad saw. sebagai pribadi. Namun, tak sekalipun mereka menyerukan pentingnya umat Islam, termasuk penguasanya, untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan masyarakat (di bidang pendidikan, ekonomi, politik, pemerintahan, peradilan, keamanan dll). Padahal semua itu telah dipraktikkan dan dicontohkan secara jelas oleh Baginda Rasulullah saw. dalam hampir separuh episode kerasulannya di Madinah al-Munawwarah pasca hijrah. Yang terjadi, para penguasa tetap menjalankan hukum-hukum kufur yang bersumber dari ideologi Kapitalisme, dan sebaliknya tetap enggan menerapkan hukum-hukum Islam. Di sejumlah negeri Islam, para penguasanya bahkan berusaha keras memerangi siapa saja yang berjuang untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam negara.
Sikap mereka ini persis seperti sikap Abu Lahab. Dalam riwayat penuturan Urwah bin az-Zubair dari Tsuwaibah, mantan budak Abu Lahab yang kemudian pernah menyusui Muhammad saw. saat bayi, disebutkan bahwa Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena gembira atas kelahiran Muhammad saw. (karena Muhammad saw. memang keponakannya, peny.) (Lihat: HR al-Bukhari dan Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bâri). Namun pada akhirnya, dia menjadi orang yang paling membenci, memusuhi dan selalu menghalang-halangi dakwah Nabi saw. yang berupaya menyebarluaskan risalah Allah sekaligus menegakkan syariah-Nya.
Jika demikian, dimana letak sikap mengagungkan Baginda Nabi saw., sementara yang terjadi adalah pengkerdilan atas keagungan beliau? Dimana pula letak upaya mengagungkan al-Quran, sementara yang sedang dipraktikkan pada dasarnya adalah pengkerdilan atas keagungan al-Quran?

Meneladani Kepemimpinan Nabi saw.

Sebentar lagi, bangsa Indonesia bakal mengikuti Pemilu 2009, yang tidak lain ditujukan untuk memilih para calon pemimpin yang baru, baik yang duduk di pemerintahan (eksekutif) maupun di DPR (legislatif).
Dalam pandangan syariah, memilih pemimpin bagi kaum Muslim termasuk ke dalam kewajiban kolektif (fardhu kifayah). Dalilnya antara lain adalah firman Allah SWT:
]أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ[
Taatilah oleh kalian Allah dan Rasul-Nya serta pemimpin di antara kalian (QS an-Nisa’ [4]: 59).
Ayat ini secara tegas memerintahkan kaum Muslim untuk menaati Allah SWT, Rasul-Nya dan pemimpin mereka. Perintah ini sekaligus berarti perintah untuk ‘mengadakan’ sosok orangnya.
Sejumlah hadis juga mengisyarakatkan bahwa kaum Muslim wajib membaiat (memilih dan mengangkat) seorang khalifah, yakni pemimpin bagi kaum Muslim secara umum. Rasul saw., misalnya bersabda:
«وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»
Siapa saja yang mati, sementara di pundaknya tidak ada baiat (kepada imam/khalifah), maka dia mati dalam keadaan Jahiliah (HR Muslim).
Hadis ini pun meniscayakan keharusan adanya sosok orang yang harus dibaiat sebagai pemimpin/khalifah.
Ijmak Sahabat semakin menegaskan kewajiban memilih dan mengangkat pemimpin ini. Hal ini dibuktikan oleh sikap para Sahabat yang menunda penguburan jenazah Rasulullah saw. saat wafatnya selama dua malam tiga hari, kemudian mereka lebih mendahulukan upaya memilih dan membaiat khalifah (pengganti) beliau dalam urusan pemerintahan, bukan dalam urusan kerasulan.
Namun demikian, berbicara tentang kepemimpinan seharusnya tidak hanya terbatas pada sosok orangnya, tetapi juga sistem pemerintahan. Semua nash al-Quran dan al-Hadis yang berbicara tentang kepemimpinan senantiasa menyinggung kedua aspek ini, baik secara tersurat maupun tersirat. Baginda Rasulullah saw., misalnya, selain sebagai pengemban risalah, adalah juga seorang kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah). Sistem pemerintahan yang beliau jalankan tidak lain adalah sistem pemerintahan Islam yang berdasarkan syariah Islam.
Ijmak Sahabat tentang wajibnya mengangkat sekaligus membaiat khalifah pun tidak terlepas dari kedua aspek ini: sosok pemimpin dan sistem pemerintahan yang dijalankannya. Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelah mereka adalah sosok para pemimpin Kekhilafahan Islam. Khilafah Islam tidak lain adalah sistem pemerintahan yang didasarkan pada syariah Islam, yang dicirikan dengan penerapan syariah Islam itu secara total dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan bernegara.
Jika memang demikian model kepemimpinan Baginda Nabi Muhammad saw., maka sudah seharusnya umat Islam saat ini pun mencontohnya, sebagai upaya untuk ‘menyempurnakan’ upaya takrim[an] wa ta’zhim[an] terhadap beliau. Upaya ini sekaligus akan menjadi bukti cinta kita yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT, sekaligus bukti bahwa kita benar-benar meneladani Baginda Nabi Muhammad saw.:
]قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ[
Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS Ali Imran [3]: 31).
Lalu mengapa saat ini para penguasa Muslim enggan menerapkan syariah Islam dalam negara sebagai bukti bahwa mereka benar-benar meneladani Rasulullah saw.? Mengapa mereka tidak mau mengatur urusan ekonomi, politik, pemerintahan, sosial, budaya, pendidikan, peradilan dll dengan hukum-hukum Islam? Bukankah semua itu justru pernah dipraktikan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun di Madinah dalam kedudukannya sebagai kepala Negara Islam? Mengapa mereka malah tetap menerapkan hukum-hukum kufur produk dari ideologi Kapitalisme dan menentang syariah Islam? Ataukah mereka hendak ‘meneladani’ sikap Abu Lahab yang bergembira menyambut kelahiran Muhammad saw., tetapi pada akhirnya menjadi musuh yang paling sengit terhadap beliau saat beliau menjadi rasul yang berjuang mendakwahkan risalah Allah dan menegakkan syariah-Nya?! Wal ‘Iyâdzu billâh! []
 
Copyright © 2013 Kawan Muda
Design by FBTemplates | BTT